Senin, 18 April 2016

Mengigat kembali 16.04.14





Tenggelamnya Kapal Sewol di Korea Selatan: Tragedi Titanic yang Terulang Kembali

Peristiwa nahas tenggelamnya Kapal Titanic di Utara Samudera Atlantik 100 tahun silam adalah salah satu tragedi maritim terbesar dalam sejarah. Pada tanggal 15 April 1912,lebih dari 1500 penumpang kapal tersebut meninggal dalam hitungan menit akibat hypothermia dan hanya sedikit yang berhasil selamat. Dan sekarang,tepat 102 tahun kemudian, tragedi tersebut terulang kembali. Sebuah kapal feri tenggelam di Perairan Jindo pada tanggal 15 April 2014 (16 April di Korea Selatan). Kapal feri tersebut, Sewol, mengangkut 475 penumpang dan 340 diantaranya adalah murid SMA Danwon di Ansan. Mereka berencana untuk pergi ke tempat wisata yang terkenal di Korea Selatan,Pulau Jeju. Sayangnya, rencana tersebut harus kandas saat kapal itu karam sebelum sampai ke tempat tujuan. Dikabarkan kapal Feri Sewol mengirimkan panggilan darurat pukul 09.00 pagi waktu setempat pada hari Rabu, 16 April 2014. Posisi kapal tersebut berada di sekitar 20 kilometer dari Pulau Byungpoong. Menurut berita, para penumpang sempat mendengar bunyi keras sebelum kapal tersebut akhirnya goyang dan miring. Kapal Sewol akhirnya tenggelam dalam waktu 2 jam setelah berada dalam posisi miring. Sampai saat ini, baru 171 orang yang berhasil diselamatkan, 28 orang meninggal dan sekitar 250  lainnya belum ditemukan.

MASUK TAPTAP Ivana Monica /ivanamonica IKUTI Tenggelamnya Kapal Sewol di Korea Selatan: Tragedi Titanic yang Terulang Kembali 19 April 2014 19:52:34 Diperbarui : 23 Juni 2015 23:28:36 Dibaca: 4,791 Komentar: 0 Nilai: 0 Tragedi Kapal Sewol (cr: ibtimes) Peristiwa nahas tenggelamnya Kapal Titanic di Utara Samudera Atlantik 100 tahun silam adalah salah satu tragedi maritim terbesar dalam sejarah. Pada tanggal 15 April 1912,lebih dari 1500 penumpang kapal tersebut meninggal dalam hitungan menit akibat hypothermia dan hanya sedikit yang berhasil selamat. Dan sekarang,tepat 102 tahun kemudian, tragedi tersebut terulang kembali. Sebuah kapal feri tenggelam di Perairan Jindo pada tanggal 15 April 2014 (16 April di Korea Selatan). Kapal feri tersebut, Sewol, mengangkut 475 penumpang dan 340 diantaranya adalah murid SMA Danwon di Ansan. Mereka berencana untuk pergi ke tempat wisata yang terkenal di Korea Selatan,Pulau Jeju. Sayangnya, rencana tersebut harus kandas saat kapal itu karam sebelum sampai ke tempat tujuan. Dikabarkan kapal Feri Sewol mengirimkan panggilan darurat pukul 09.00 pagi waktu setempat pada hari Rabu, 16 April 2014. Posisi kapal tersebut berada di sekitar 20 kilometer dari Pulau Byungpoong. Menurut berita, para penumpang sempat mendengar bunyi keras sebelum kapal tersebut akhirnya goyang dan miring. Kapal Sewol akhirnya tenggelam dalam waktu 2 jam setelah berada dalam posisi miring. Sampai saat ini, baru 171 orang yang berhasil diselamatkan, 28 orang meninggal dan sekitar 250  lainnya belum ditemukan. (cr:asiajunkies) Seperti dilansir salah satu media Korea, ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya tragedi ini : · Kapten kapal Feri Sewol yang bertugas saat terjadinya tragedi tersebut ternyata hanyalah kapten pengganti. Kapten yang sesungguhnya sedang mengambil cuti. Dan pada saat detik-detik tenggelamnya kapal Sewol, ternyata seorang kru muda lah yang sedang berada di balik kemudi. Dengan pengalamannya yang baru sebentar, tentu dia tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan jika berada dalam kondisi seperti itu. Lalu apa yang dilakukan oleh sang kapten? Ia sibuk menyelamatkan dirinya sendiri. · Kapal Feri Sewol seharusnya dijadwalkan berangkat pada tanggal 15 April jam 6.30 malam waktu setempat. Tetapi karena kabut yang begitu tebal, keberangkatan tersebut ditunda. Ada kemungkinan bahwa kapal tersebut seharusnya pun masih belum boleh berangkat saat itu karena cuaca yang masih terlalu buruk. · Perjalanan yang ditempuh oleh Sewol adalah dari ujung ke ujung Korea Selatan yang lain ( Incheon menuju Jeju Island). Anehnya, kapal itu memilih untuk melewati rute yang dianggap berbahaya daripada melewati rute lain yang lebih aman.

•Ketika kapal Sewol mulai miring , sang kapten menghimbau seluruh penumpang untuk tidak bergerak dari tempatnya masing- masing,- perintah yang sebenarnya tidak masuk akal. Justru mereka yang tidak mendengarkan perintah kapten dan lompat ke airlah yang selamat. Jika saja semua penumpang lari dan naik ke atas kapal ketika badan kapal mulai tenggelam, mungkin semua orang bisa diselamatkan.

Tragedi ini rupanya tak hanya membawa kabar duka bagi para korban, tetapi juga dunia hiburan di Korea. Akibat peristiwa duka ini, beberapa stasiun televisi Korea seperti Mnet, KBS, tvN, SBS, dan MBC membatalkan acara hiburan mereka dan menggantinya dengan berita tentang pencarian korban kapal maut tersebut. Jadwal comeback sejumlah artis dan penayangan film juga ditunda sebagai wujud belasungkawa.

Our prayers go out to the families and victims of the Sewol tragedy in South Korea. Sincerely praying for a miracle to happen.
Sumber : JapanDaily

Tidak ada komentar:

Posting Komentar