Minggu, 03 April 2016

Mengapa Penampilan CL di Ultra Musik Festival Terlalu Keren untuk Jadi Sekedar Cameo


3/30/2015 -  Jeff Benjamin 

Untuk menutup Ultra Musik Festival di Miami, Skrillex membawa serta beberapa bintang tamu spesial seperti Justin Bieber, Diplo, Diddy, Kiesza dengan pendatang baru Kai dan penyanyi sekaligus rapper K-Pop, CL. Sudah jelas bahwa ini adalah penampilan yang tidak diragukan lagi sangat spektakuler, dan yang perlu digarisbawahi adalah moment musikal selama 6 menit saat member 2NE1 itu tampil. Moment yang mungkin tidak pernah dibayangkan bahkan saat demam "Gangnam Style" masih berlangsung. 

Pertama, CL menghentak panggung dengan bait-baitnya di "Dirty Vibe," -- sebuah kolaborasi Skrillex/Diplo yang mengikutsertakan super star K-pop G-Dragon, si album Recess oleh pangeran dubstep ini di 2014 -- penampilan yang pasti digadang-gadang oleh fans. Tapi setelah "Dirty Vibe", fans mendengar beat Puff Diddy yang sempurna dengan hits tahun 1997 "It's All about the Benjamins." Namum, setelah itu bukannya mendengar rap dari P.Diddy, tapi CL lah yang melantunkan rap nya...dalam bahasa Korea.

Penyanyi berusia 24 tahun ini menggabung part lagu itu dengan lagu solo nya "MTBD" --sebuah lagu dari album 2NE1 yang sukses besar, Crush -- dengan beat 90an, ia benar benar ngerap dalam bahasa Korea di tengah penonton Miami. Sementara Skrillex, Diplo, dan bahkan Sir Diddy sendiri menyaksikan dan mendukung CL dari booth mereka.
 
Ini merupakan moment yang sama sekali baru untuk musik Korea yang dipersembahkan oleh artis yang besar di Asia (2NE1 pantas bangga telah menjual lebih dari 30 juta single, muncul dalam daftar 40 Selebritis Forbes Korea, dan telah tampil pada banyak tur di beberapa benua), tapi belum banyak diketahui di Amerika. Ia bekerja keras untuk berkolaborasi dan membuktikan bakatnya di depan artis berbakat dunia. 
Musim gugur yang lalu, berita beredar bahwa CL telah bergabung dengan Scooter Braun, yang mengatur solo debutnya di Amerika dengan Diplo dan Skrillex, Blood Diamonds dan lainnya. Jika penampilan ini mengindikasikan jika dia menolak untuk menjadi CL yang terlalu "kebarat-baratan", tapi image 'baddest' nya sangat cocok untuk layar dan pasar Amerika walaupun ia menyanyi dalam bahasa Inggris ataupun Korea. Kuncinya adalah: nyaman.

Ketika "Gangnam Style" nya PSY heboh di Amerika, orang awam mengira K-Pop sedang berusaha menembus dunia Barat. Sementara itu, fans K-Pop yang sudah lama mengira bahwa superstar yang mempunyai gaya khas dengan kacamatanya itu awalnya tidak mengarah kesana, dan tidak menyangka kalau itu akan begitu menarik perhatian pemirsa yang tidak berasal dari Asia.

Kalau saja PSY berkesempatan tampil di Ultra, sangat mungkin ia akan membuat sepuluh ribuan penonton festival ikut bergoyang ala berkuda bersama-sama. Menyenangkan, tapi itu tidak memberikan tanda yang jelas tentang musik Korea yang akan mendapat tempat di festival musik Amerika selanjutnya. Tapi CL tampil di puncak acara festival musik besar Amerika dengan musik khas Korea? Sangat keren dan bisa dibilang mengubah nasib musik Korea.

Sumber: Billboard

Tidak ada komentar:

Posting Komentar